Menjelang hari raya Idul Fitri 1413 H, marilah kita sejenak menenangkan diri untuk kembali menuju fitrah kemanusiaan sebagai sebuah insan yang diharapkan dapat mensucikan dirinya di hadapan yang maha pencipta. Semoga hari raya Idul Firi tahun ini adalah hari raya yang benar-benar mampu mengembalikan fitrah kita semua di hadapan Allah SWT. Saudara-saudara ku sesama warga Donggo dimanapun anda berada.
Tulisan saya ini hanyalah sedikit pencerahan terkait dengan kasus terakhir yang menimpa saudara kita di Desa Wadu Kopa, Kecamatan sorimandu, yang merupakan pemecahan kecamatan induk dari kecamatan Donggo yang berhadapan langsung dengan teluk Bima sebagai pusat pemerintahan kota dan kabupaten. Desa Wadukopa sendiri merupakan desa pemekaran dari Desa Kala yang merupakan desa induk Kecamatan Donggo di masa lampau.
Tulisan saya ini hanyalah sedikit pencerahan terkait dengan kasus terakhir yang menimpa saudara kita di Desa Wadu Kopa, Kecamatan sorimandu, yang merupakan pemecahan kecamatan induk dari kecamatan Donggo yang berhadapan langsung dengan teluk Bima sebagai pusat pemerintahan kota dan kabupaten. Desa Wadukopa sendiri merupakan desa pemekaran dari Desa Kala yang merupakan desa induk Kecamatan Donggo di masa lampau.
Ada suatu hal yang menyita perhatian dan membuat keprihatinan warga Bima khususnya dan sebagian warga Indonesia, bahkan dunia dimana pun berada, terhadap kasus pembakaran secara hidup-hidup terhadap korban Haji Pasa yang dilakukan oleh sekelompok orang yang menamakan dirinya masaa yang terjadi pada hari Jumat, 2 Agustus 2013, yang sudah disorot oleh beberapa media massa (Trans 7, Youtube, Google) dimana kasus itu seolah-olah membenarkan suatu peristiwa kekeran yang dilakukan oleh sekelompok orang terhadap keluarga Haji Pasa yang menyebabkan Haji Pasa diserang dan dikepung di dalam rumahnya yang berakhir dengan terbunuhnya Haji Hasa secara menggenaskan dengan cara dibakar hidup-hidup ditengah tengah lapangan Wadukopa. Bagaimana peristiwa itu bisa terjadi ? Dimana aparat desa, tokoh agama, tokoh intelektual para pemuda dan aparat keamanan?. Apakah semuanya sudah terbius oleh sekelompok orang yang menamakan dirinya massa itu? Pada hal massa adalah jumlah orang yang tidak teridentikasi dan tidak terhitung.Yang lebih memprihatikan lagi adalah pernyataan kepala desa yang membenarkan itu adalah tindakan massa. Sebaiknya marilah kita bertindak secara rasional yang mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan,nilai-nilai kebenaran dan azas praduga tak bersalah. Sebagai bagian dari warga negara yang baik saya menghimbau semua pihak terutama di Desa Wadukopa, Kapolres Bima, POLDA NTB, dan POLRI untuk menangani kasus ini secermat mungkin dan setuntas-tuntasnya. Apa kata dunia? tuh, liat... dinegaranya SBY, negaranya 1000 dewa, negara para kesatria telah terjadi pembakaran tikus,...eh sorry pembakaran manusia secara hidup-hidup ditengah langan terbuka di bulan suci Ramadhan, dihari Jum'at pada sekitar jam 10 siang hari. Itukan hari keramat bagi bangsa Indonesia untuk memproklamasikan dirinya sebagai sebuah negara. Sekarang warganegaramu menagih fungsimu sebagai negara yaitu menyelenggarakan keamanan dan ketertiban bagi semua warga neraga tanpa kecuali termasuk keluarga besar alm. Haji Pasa yang konon terusir dari kampung halamannya entah kemana !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar